Apa itu PBV (Price-to-Book Value)? Pengertian, Rumus, Ide Riset

Apabila kamu sering mengikuti berita maupun data mengenai perusahaan publik, pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan PBV (price-to-book value). PBV adalah salah satu rasio yang paling sering dan mudah digunakan untuk mengukur nilai sebuah perusahaan. Namun, apa itu PBV sebenarnya? Bagaimana cara menghitung PBV? Apa saja kelebihan dan kelemahan PBV? Apakah PBV dapat dijadikan bahan penelitian? Simak penjelasan lengkapnya disini.

Pengertian PBV (Price-to-Book Value)

PBV (Price-to-book Value, dikenal juga sebagai Price-to-Book Ratio atau P/B Ratio) adalah rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan. PBV sering dijadikan acuan oleh para investor saham, karena rasio ini dapat menunjukkan apakah harga saham sebuah perusahaan tergolong murah atau mahal.

Rumus PBV (Price-to-Book Value)

Rumus PBV adalah:

Kapitalisasi pasar / Nilai buku

atau

Harga per lembar saham / Nilai buku per lembar saham

dengan Nilai Buku = Total Aktiva – Aktiva Tak Berwujud – Total Hutang

Terdapat 3 kemungkinan nilai PBV: sama dengan 1, kurang dari 1, dan lebih dari 1. Semakin tinggi PBV sebuah perusahaan, semakin mahal harga saham perusahaan tersebut. Sebaliknya, semakin rendah PBV sebuah perusahaan, semakin murah harga saham perusahaan tersebut.

PBV = 1 menunjukkan bahwa harga saham perusahaan saat itu sama dengan nilai buku perusahaan. Dengan kata lain, harga saham perusahaan tersebut sangatlah wajar, apabila hanya diteliti dari PBV-nya (McClure, 2021).

Apabila PBV ≠ 1, maka terdapat 2 kemungkinan: saham perusahaan tersebut mahal (overvalued) atau murah (undervalued). PBV > 1 menunjukkan bahwa harga saham sebuah perusahaan mahal karena lebih tinggi dibandingkan nilai bukunya. Sebaliknya, PBV < 1 menunjukkan bahwa harga saham sebuah perusahaan murah karena lebih rendah dibandingkan nilai bukunya (McClure, 2021).

Berapa PBV (Price-to-Book Value) yang Baik?

Banyak investor yang lebih menyukai PBV < 1 karena mengindikasikan harga saham yang murah (Maverick, 2021). Namun, PBV < 1 juga dapat mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan yang buruk (CFI, n.d.). Sehingga, apabila kamu menggunakan PBV untuk menganalisa keuangan sebuah perusahaan—baik sebagai investor maupun peneliti—sebaiknya kamu menggunakan rasio lain juga, seperti ROE (Return on Equity). PBV dan ROE umumnya berkorelasi dengan baik, dan perbedaan yang signifikan antara keudanya dapat menunjukkan potensi permasalahan keuangan dalam perusahaan yang kamu teliti (Maverick, 2021).

Keunggulan PBV (Price-to-Book Value)

Terdapat 2 keunggulan PBV dalam menganalisis nilai sebuah perusahaan:

  1. Mudah digunakan
    Data PBV dapat ditemukan dengan mudah bagi perusahaan publik manapun, sehingga peneliti dan investor dapat menganalisa angkanya tanpa mencari dengan sulit.
  2. Tetap berguna walaupun perusahaan merugi
    Dibandingkan rasio-rasio lainnya yang sangat terpengaruhi oleh laba/rugi perusahaan, PBV tidak meudah dipengaruhi oleh laba negatif (rugi) karena tidak banyak perusahaan yang memiliki nilai buku negatif. Walau demikian, apabila perusahaan sudah merugi selama bertahun-tahun, maka PBV perusahaan juga tidak dapat dijadikan acuan lagi. (Lund, 2021)

Kelemahan PBV (Price-to-Book Value)

Terdapat 3 kelemahan PBV dalam menganalisis nilai sebuah perusahaan:

  1. Hanya berguna untuk perusahaan padat modal (capital intensive)
    PBV hanya berguna untuk industri padat modal (capital intensive), seperti transportasi, manufaktur, dan energi, karena aset berwujudnya yang tinggi. Apabila sebuah industri/perusahaan tidak memiliki banyak aktiva berwujud (seperti industri IT/software) maka PBV-nya akan cenderung tinggi namun tidak sepenuhnya mewakili kinerja keuangan perusahaan. (Bromels, 2021; McClure, 2021)
  2. Kurang relevan bagi perusahaan dengan hutang yang tinggi
    Perusahaan dengan hutang yang tinggi dapat memiliki PBV yang sangat tinggi, namun bukan berarti bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan yang baik (McClure, 2021).
  3. Mudah dipengaruhi nilai aktiva
    Perusahaan yang mencatat aktivanya berdasarkan harga pembelian dapat memiliki PBV yang lebih tinggi dari seharusnya, terutama apabila aktiva tersebut telah berumur dan harga pembeliannya cukup murah di masa lalu. Selain itu, perusahaan juga dapat memiliki PBV yang lebih tinggi dari seharusnya apabila perusahaan menggunakan uang tunainya untuk dana pensiun, sehingga aktiva perusahaan tersebut berkurang. Dua kemungkinan ini menunjukkan bahwa PBV tidak selalu menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya terjadi. (McClure, 2021)

Ide Penelitian Mengenai PBV (Price-to-Book Value)

PBV merupakan rasio yang banyak digunakan oleh peneliti dan investor untuk menganalisa sebuah perusahaan karena kemudahannya dan datanya yang tersedia secara publik.

Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa:

  • PBV (Price-to-book Value), earnings per share (EPS) dan dividend payout memiliki dampak yang signifikan terhadap harga saham, namun Net Profit Margin tidak. (Bustani et al., 2021)
  • PBV (Price-to-book Value) dan earnings per share (EPS) memiliki dampak positif dan signifikan terhadap stock return (Martina et al., 2019).
  • PBV (Price-to-book Value) dan firm size (ukuran perusahaan) memiliki dampak yang signifikan terhadap stock return (Le et al., 2018).

Dikarenakan adanya perbedaan dalam penemuan (yang bisa jadi berkaitan dengan ruang lingkup regional penelitian), salah satu penelitian yang dapat kamu lakukan adalah mereplika penelitian terdahulu menggunakan bukti terkini dari perusahaan publik Indonesia.

PBV dapat menjadi variabel independen maupun dependen dalam penelitian kamu. Kamu dapat menghubungkan PBV dengan:

  • Harga saham
  • Return on Equity (ROE)
  • Return on Assets (ROA)
  • Debt-to-Equity Ratio
  • Net/Gross Profit Margin
  • Current Ratio
  • Quick Ratio
  • Cash Ratio
  • Firm size
  • Capital expenditure

Masih bingung ingin meneliti tentang apa? Berikut adalah beberapa ide penelitian mengenai PBV (Price-to-book Value):

  • Pengaruh sektor perusahaan terhadap PBV (Price-to-book Value)
  • Pengaruh firm size (ukuran perusahaan) terhadap PBV (Price-to-book Value) di perusahaan publik Indonesia sektor …
  • Pengaruh PBV (Price-to-book Value) terhadap harga saham
  • Hubungan antara current ratio dan PBV (Price-to-book Value)
  • Hubungan antara quick ratio dan PBV (Price-to-book Value)
  • Hubungan antara cash ratio dan PBV (Price-to-book Value)
  • Hubungan antara net/gross profit margin dan PBV (Price-to-book Value)
  • Hubungan antara return on equity (ROE) dan PBV (Price-to-book Value) dalam perusahaan publik Indonesia sektor …
  • Hubungan antara return on assets (ROA) dan PBV (Price-to-book Value) dalam perusahaan publik Indonesia sektor …
  • Pengaruh capital expenditure terhadap PBV (Price-to-book Value)

Variabel-variabel ini tersedia di ESGI Dataset, lho! Kunjungi Katalog Data ESGI Dataset untuk mengetahui lebih lengkap mengenai variabel apa saja yang tersedia untuk diunduh.

Masih bingung bagaimana cara membeli datanya? Temukan langkah-langkahnya dalam artikel ini.

Mari #RisetTanpaRibet dengan ESGI Dataset!

The post Apa itu PBV (Price-to-Book Value)? Pengertian, Rumus, Ide Riset appeared first on .

Source link